Monday
Mualaf Story
Syahidnya Seorang Mualaf
*berikut penuturan Steven Indra Wibowo (Ketua Mualaf Center Indonesia), yang ditulis di facebooknya (4/4/2015).
Bismillahirahmanirahim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ingin saya mengangkat satu cerita tentang syahidnya seorang mualaf di pertengahan 2005, saya ingin mengangkat hal ini karena belakangan dalam 1 bulan kebelakang, saya melihat ada paling tidak 3 mualaf (yang kami ketahui kejadiannya) yang dianiaya oleh keluarganya yg masih kafir karena ke-Islam-an nya, dan tanpa saya sebutkan nama mereka, mari bantu dengan doa agar mereka mualaf tersebut dijaga Allah keimanan dan keselamatan jiwa mereka
Adalah A.P. (inisial namanya), seorang pemuda dari daerah timur Indonesia, yang wilayahnya sudah menjadi negara tetangga saat ini, bertemu dengan saya di Januari 2005, dia tegas menanyakan data saya saat itu sebelum dia mau bercerita apa maksud dia menemui saya, dan setelah dia melihat dokumen saya barulah dia membuka dokumen dia spt KTP, copy KK dan copy surat pembuktian agama dia saat itu (saya tidak mencantumkan agama nya untuk menghindari perdebatan), dan setelah itu barulah dia menceritakan apa maksud dia menemui saya
Singkat cerita, dia menanyakan tatacara masuk Islam dan ingin menjadi seorang Muslim, dia baru hampir menjadi buronan polisi karena terlibat penganiayaan, dia bekerja sebagai penagih hutang untuk sebuah perusahaan leasing di Jakarta, dia bercerita dia bertugas menyita motor yang sudah telat 2 bulan, sampailah dia di sebuah data dimana terindikasi terlambat bayar 2 bulan, setelah mencari tahu lokasi motor tersebut, dia mendatangi sebuah masjid dan menunggu pemilik motor tersebut selesai sholat dan akan diambil motornya
Setelah ada orangnya, maka dia langsung bertindak dan walaupun pemilik motor nya bilang dia sudah bayar dan akan menunjukan bukti bayar, AP tetap merampas dan bahkan menonjok pemilik motor tersebut, lalu dia berjalan meninggalkan masjid itu, saat mampir di warung kopi, dia mempersiapkan dokumen penyitaan barang dan ternyata dia salah data namun dia sudah sampai merampas motor tersebut, bingung dengan kejadian tersebut, akhirnya dia memutuskan untuk mengembalikan motor tersebut dan pasrah jika dia harus dibalas tonjok.
AP akhirnya membawa motor tersebut ke masjid tersebut, dan setelah dimasjid tersebut dia mencari debitur yg ditonjoknya dan meminta maaf, lalu muncul kata2 dari debitur yg ditonjok dia, yang di-ingat terus sampai dia menemui saya, bapak itu berkata "ini barang titipan Allah, saya sudah ikhlaskan jika memang saya hanya ditakdirkan sampai disini dengan motor tersebut, saya juga ikhlas kamu tonjok karena itu sudah ada dalam takdir yg sudah Allah tuliskan untuk saya"
Muter2 nich kata kata dikepala saya koh kata AP, sampai akhirnya dia menanyakan tentang takdir, lalu akhirnya dia membaca informasi takdir sebaik baiknya ada di dalam iman Islam, dan menuntun dia kepada saya (steven) dan akhirnya kata kata tersebut yang menjadikan dia mau bersyahadat
Dalam perjalanan waktu, AP belajar semua hal tentang Islam, mulai dari wudhu dan sholat, membaca Quran, memahami iman dalam Islam, dan dia sering sekali sms saya untuk menanyakan perihal Islam dan terutama takdir, pesan yang saya sampaikan kepada dia, adalah takdir dia bahwasanya Allah menuntun dia untuk mendapatkan hidayah Allah, takdir dia bahwasanya dia akhirnya berhenti kerja menjadi penagih dan dia bekerja sebagai penjual koran di daerah harmony jakarta pusat, dan takdir dia akhirnya penghasilan dari menjajakan koran bisa dia dapatkan lebih (secara nominal) daripada menjadi penagih hutang atau penyita barang dan membawa dia dalam kehidupan yg lebih tenang
Setelah berjalan sampai Juni 2005, keluarganya memanggilnya pulang ke kampung halamannya karena keluarganya mendengar dia masuk Islam dan mengatakan keluarganya gak masalah dengan perpindahan agama AP, akhirnya dia pulang ke kampung halamannya dan hilang kontaklah saya dengan dia, komunikasi dari nomer ponsel yg semula lancar akhirnya hilang sama sekali
Sampailah saya di akhir Juli dimana ada saudaranya yang menelpon saya menggunakan nomor ponsel AP dari kota kupang bahwa AP sudah meninggal dan berhentilah sms dia, karena nomornya mau dibuang dan hape nya mau diambil saudaranya tersebut, saya sempat menanyakan meninggal kenapa namun tidak dijawab, lalu akhirnya saya membuat janji dengan saudaranya di Kupang lalu bertemulah kami dan saudaranya bekerja di salah satu rumahsakit di negaranya, lalu saudaranya membuat surat tertulis bahwa saya tidak akan mencampuri urusan keluarganya setelah hari itu bertemu dan tidak akan menghubungi keluarga AP dengan urusan apapun juga, OK, deal, saya ikuti..
PERHATIAN:
Tolong jangan baca jika memang tidak siap, kita kembalikan semua kepada Allah, dan jaga emosi saat membaca
Ternyata, sepulangnya AP di kampung halamannya, dia dimasukan kedalam penjara oleh polisi di negaranya (Timor Leste -red) atas tuduhan makar, atas tuduhan AP mengkhianati bangsanya yg baru merdeka, dan saudaranya tidak mengetahui pasti apa yg menimpa AP, namun orang tua AP lah yang melakukan semua itu, mereka lebih rela kehilangan anaknya daripada anaknya masuk Islam, sampai sebulan dalam tahanan akhirnya saudaranya AP mengetahui AP sudah meninggal dan jenazahnya dibakar dengan alasan orang tua AP untuk menghilangkan kesialan dalam keluarga mereka, namun sempat saudaranya ini melakukan otopsi atas jenazah AP, ditemui patah jari kelingking dan remuk kedua jempol tangannya, retak pada tengkorak sehingga pendarahan dalam otak yg mengakibatkan AP meninggal dan tanggalnya 8 gigi secara paksa karena bekas pendarahannya dilihat gigi ini baru dicabut dengan paksa, ada pendarahan dalam paruparunya, kerusakan fungsi hati, sampai akhirnya saudaranya merasa kasihan dengan apa yg dialami AP ini dan bertanya ke orang tua AP akan apa yg terjadi,
Orangtua AP berkata AP itu kemasukan setan karena setiap ditanya dia hanya berkata allahuAkbar, dipukul sampai giginya dicabutin akhirnya dipukuli di bibir dan AP berkata AllahuAkbar terus, sampai dimasukan ke ruangan tertutup dan diberi asap pembakaran kayu sampai lemas dan masih berkata AllahuAkbar, dan sampai diinjak jari jarinya dan dipukul martil dia tetap berkata AllahuAkbar, akhirnya dikepruk menggunakan popor senjata barulah pingsan dan akhirnya meninggal akibat pendarahan otak.
Sungguh sampai hari ini saya masih membayangkan bagaimana nasib mualaf baik yang terdaftar maupun tidak di Mualaf Center, kami di Mualaf Center mohon jika ada perihal mualaf yang disiksa atau terancam keluarganya atau jika pembaca melihat ada mualaf yang sudah mulai cenderung di dzolimi keluarganya, mohon hubungi kami, kontak kami ada di mualaf.com/pembinamualaf.
Salah satu kisah yg akhirnya saya buka di publik ini semoga bisa membawa ibroh bagi kita semua, dan semoga Allah menerima semua amal ibadah AP dan mengampuni dosanya selama 7 bulan kurang lebih dia mualaf, dan semoga tidak ada lagi kejadian mualaf yg didzolimi, 3 mualaf yg terdzolimi keluarganya semoga mereka senantiasa dijaga Allah.
Semoga bermanfaat dan mohon maaf jika tulisan ini tidak berkenan oleh pembaca, saya kembalikan semua pujian kepada Allah yang haq untuk dipuji,
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Steven Indra Wibowo
Mualaf Center Indonesia
***
Baca kisah masuk Islamnya Steven Indra Wibowo di Republika. KLIK INI.
0 Response to "Syahidnya Seorang Mualaf"
Post a Comment